Sabtu, 04 Januari 2020

Membedakan Teks Tantangan Diskusi Eksposisi

Guru Madrasah
Membedakan teks adalah kegiatan membandingkan dua teks atau lebih untuk mencari perbedaan masing-masing teks. Dua buah teks atau lebih biasanya dapat memiliki perbedaan baik struktur maupun unsur kebahasaannya. Untuk dapat membedakan teks dapat dilakukan dengan cara membaca kedua teks tersebut secara keseluruhan. Dalam membaca teks tersebut mungkin tidak hanya sekali saja, bisa juga berulang-ulang agar dapat menentukan kesamaanya. Pada tulisan ini kegiatan yang dilakukan adalah membedakan teks tantangan, teks diskusi, dan teks eksplanasi.

Teks tantangan adalah jenis teks yang memuat informasi bantahan terhadap hal-hal kontroversial yang berkembang di masyarakat dengan disertai argumen dan data-data yang memperkuat bantahan tersebut.Teks diskusi adalah salah satu jenis teks yang memberikan dua pendapat mengenai suatu hal. Pendapat tersebut tentu ada yang selaras dan juga ada yang bertentangan. eks eksposisi adalah salah satu bentuk pengembangan paragraf yang bertujuan untuk menjabarkan suatu pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, padat, dan akurat.. Masing-masing teks tersebut memiliki struktur yang berbeda, namun unsur kebahasaan ketiga teks tersebut ada beberapa yang sama. Berikut ini contoh teks tantangan, diskusi, dan eksplanasi.

Teks Tantangan Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak
StrukturKalimat
Pengantar, isu, masalahBesaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P (Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan) 2013 sejumlah 287,14 triliun. Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.

Sementara itu, realisasi tahun lalu mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun. Peningkatan subsidi BBM tersebut karena lonjakan konsumsi minyak Indonesia. Di sisi lain, produksi (lifting) minyak tidak mencapai target. Contoh, sejak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target. Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari.

Bagaimana dengan konsumsi minyak? Pada tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02 juta barel per hari. Kemudian, pada tahun 2013 melonjak menjadi 1,50 juta barel per hari. Dengan demikian, pada tahun lalu Indonesia harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu barel per hari. Indonesia adalah negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak.
Argumen
menentang
Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil). Dengan kata lain, jumlah impor untuk memenuhi konsumsi domestik melebihi jumlah ekspor minyak. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor.

Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. Kondisi ini tentu membebani APBN. Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap.

Meskipun demikian, kelompok masyarakat yang kontra penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi lain. Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang dan jasa mahal). Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat miskin. Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin akan bertambah.

Kenaikan harga BBM dan Inflasi akan menyebabkan permintaan domestik menurun sehingga melemahkan produksi. Penurunan produksi di berbagai sektor ekonomi akan meningkatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meningkatkan pengangguran. Ringkasnya, kelompok kontra berpendapat kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi kemiskinan, serta pengangguran lebih tinggi.
Argumen
menentang
Penurunan dan/atau penghapusan subsidi BBM tentu berdampak negatif terhadap perekonomian dalam jangka pendek, terutama inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan, dan pengangguran. Yang perlu dicermati adalah dampak terhadap kemiskinan dan pengangguran. Pemerintah baru harus sudah mempunyai solusi terhadap subsidi BBM, seperti keberanian menurunkan subsidi BBM secara bertahap sampai akhirnya menghapus.

Dampak negatif penurunan subsidi BBM dalam jangka pendek dapat dikurangi dengan menerapkan kebijakan fiskal lewat jaring pengaman sosial dan kebijakan moneter. Selain itu, Bank Indonesia dapat menurunkan jumlah uang beredar melalui instrumen kenaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pengurangan subsidi BBM juga harus disertai program kompensasi. Akan tetapi, program kompensasi yang tidak efektif justru akan meningkatkan kemiskinan.

Sebaliknya, jika program kompensasi dapat dilaksanakan dengan efektif, dapat menekan kemiskinan. Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja usaha kecil dan menengah, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
SimpulanSubsidi tidak dapat diberlakukan terus-menerus. Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan tepat sasaran dengan jangka waktu terbatas. Subsidi harus dikurangi secara bertahap, sampai akhirnya dihapus. Pemerintah baru didorong berani mengurangi subsidi BBM disertai penjelasan kepada masyarakat.
Sumber: http://www.koran-jakarta.com/?13837-pengurangan+subsidi+bbm

Unsur kebahasaan Teks Tantangan :
Fungsi sosial teks tantangan adalah digunakan untuk memberikan bantahan terhadap suatu isu/masalah yang diperkuat dengan argumen yang memperkuat bantahan tersebut.

1. Kata Rujukan
Kata rujuakan adalah kata yang merujuk pada kata lain yang telah diungkapkan sebelumnya. Kata rujukan dibedakan menjadi beberapa yaitu:
  • Rujukan benda atau hal : ini, itu, tersebut. 
  • Rujukan tempat :di sini, di situ, di sana. 
  • Rujukan persona/orang atau yang diperlakukan seperti orang:
Jenis Rujukan PersonaTunggalJamak
Persona pertamaAku, sayaKami, kita
Persona keduaKamu, engkau, andaKalian, kami sekalian
Persona ketigaDia, ia, beliauMereka

Beberapa rujukan kata dalam teks di atas adalah sebagai berikut.
  1. Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. Kondisi ini tentu membebani APBN.
  2. Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.
  3. Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang dan jasa mahal). Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat miskin.
  4. Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P (Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan) 2013 sejumlah 287,14 triliun.
  5. Sementara itu, realisasi tahun lalu mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun. Peningkatan subsidi BBM tersebut karena lonjakan konsumsi minyak Indonesia.

2. Kata Hubung/Konjungsi
Konjungsi adalah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, atau kalimat-kalimat dan sebagainya, dan tidak untuk tujuan atau maksud lain.
  1. Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja usaha kecil dan menengah, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
  2. Kenaikan harga BBM dan Inflasi akan menyebabkan permintaan domestik menurun sehingga melemahkan produksi. 
  3. Ringkasnya, kelompok kontra berpendapat kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi kemiskinan, serta pengangguran lebih tinggi.
  4. Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap.
  5. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss).
  6. Sebaliknya, jika program kompensasi dapat dilaksanakan dengan efektif, dapat menekan kemiskinan.
  7. Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil).
  8. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor.
  9. Pemerintah baru harus sudah mempunyai solusi terhadap subsidi BBM, seperti keberanian menurunkan subsidi BBM secara bertahap sampai akhirnya menghapus.
  10. Sebaliknya, jika program kompensasi dapat dilaksanakan dengan efektif, dapat menekan kemiskinan.

3. Kalimat sanggahan
Kalimat sanggahan adalah kalimat ungkapan ketidaksetujuan terhadap suatu masalah atau pembicaraan. Kalimat sanggahan biasanya ditandai dengan kurang sependapat, perlu ditinjau kembali, belum sesuai, kurang tepat dan sebagainya. Beberapa kalimat sanggahan dalam teks di atas adalah sebagai berikut.
  1. Contoh, sejak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target. Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari.
  2. Ringkasnya, kelompok kontra berpendapat kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi kemiskinan, serta pengangguran lebih tinggi.
  3. Pengurangan subsidi BBM juga harus disertai program kompensasi. Akan tetapi, program kompensasi yang tidak efektif justru akan meningkatkan kemiskinan.

4. Kalimat Penolakan.
Kalimat penolakan adalah kalimat yang berisi tidak setuju, kurang setuju, sependapat, kurang sependapat atau membantah dalam suatu hal. Ciri-ciri kalimat penolakan, antara lain, ditandai dengan pilihan kata tidak setuju, kurang setuju, tidak sependapat, menolak, ditolak, menentang, tantangan, membantah, bantahan, sanggahan, disanggah. Contoh kalimat penolakan antara lain sebagai berikut.
  1. Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang dan jasa mahal). Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat miskin. Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin akan bertambah.
  2. Penurunan dan/atau penghapusan subsidi BBM tentu berdampak negatif terhadap perekonomian dalam jangka pendek, terutama inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan, dan pengangguran.

5. Kalimat pernyataan;
Kalimat pernyataan adalah kalimat yang ditandai intonasi turun dan pada umumnya mengandung makna yang menyatakan atau memberitahukan sesuatu. Dalam ragam bahasa tulis, biasanya diberi tanda titik pada bagian akhir. Contoh kalimat pernyataan antara lain sebagai berikut.
  • Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat.
  • Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil).
  • Kenaikan harga BBM dan Inflasi akan menyebabkan permintaan domestik menurun sehingga melemahkan produksi.

Teks Diskusi Perlukah Pengurangan Subsidi BBM?
StrukturKalimat
IsuBesaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P 2013 sejumlah 287,14 triliun. Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.

Sementara itu, realisasi tahun lalu mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun. Peningkatan subsidi BBM tersebut karena lonjakan konsumsi minyak Indonesia. Di sisi lain, produksi (lifting) minyak tidak mencapai target. Contoh, sejak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target. Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari.

Bagaimana dengan konsumsi minyak? Pada tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02 juta barel per hari. Kemudian, pada tahun 2013 melonjak menjadi 1,50 juta barel per hari. Dengan demikian, pada tahun lalu Indonesia harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu barel per hari. Indonesia adalah negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak.
Argumen
mendukung
Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil). Dengan kata lain, jumlah impor untuk memenuhi konsumsi domestik melebihi jumlah ekspor minyak. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor.

Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. Kondisi ini tentu membebani APBN. Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap. Mengenai kebijakan penurunan subsidi BBM yang berdampak pada kenaikan harga BBM, tentu menimbulkan pro dan kontra di berbagai kalangan.

Kelompok yang setuju penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi subsidi akan menimbulkan inefisiensi dalam perekonomian. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss). Subsidi BBM tidak tepat sasaran. Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada rakyat berpendapatan rendah.

Dengan subsidi, harga di pasar domestik menjadi lebih murah. Akibatnya, cenderung terjadi konsumsi berlebihan (over consumption) atau pemborosan energi. Kondisi tersebut juga akan mendorong penyelundupan ke pasar internasional. Hasil pengurangan anggaran subsidi BBM dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, asuransi, jaminan kesehatan, beasiswa pendidikan, program padat karya dan kegiatan lainnya untuk masyarakat miskin. Jika harga naik, konsumsi menjadi semakin rasional (tidak berlebihan). Selanjutnya, kondisi kualitas lingkungan menjadi semakin baik karena polusi berkurang.
Argumen
menolak
Kelompok yang kontra penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi lain. Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang menjadi mahal). Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat masyarakat miskin. Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin akan bertambah.

Kenaikan harga BBM dan inflasi akan menyebabkan permintaan domestik menurun sehingga melemahkan produksi. Penurunan produksi di berbagai sektor ekonomi akan meningkatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meningkatkan pengangguran. Ringkasnya, kelompok kontra berpendapat kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi, kemiskinan, serta pengangguran lebih tinggi.

Penurunan dan/atau penghapusan subsidi BBM tentu berdampak negatif terhadap perekonomian dalam jangka pendek, terutama inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan, dan pengangguran, tetapi kecil. Yang perlu dicermati adalah dampak terhadap kemiskinan dan pengangguran. Pemerintah baru harus sudah mempunyai solusi terhadap subsidi BBM, seperti keberanian menurunkan subsidi BBM secara bertahap sampai akhirnya menghapus.

Dampak negatif penurunan subsidi BBM dalam jangka pendek dapat dikurangi dengan menerapkan kebijakan fiskal lewat jaring pengaman sosial dan kebijakan moneter dan Bank Indonesia dapat menurunkan jumlah uang beredar melalui instrumen menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pengurangan subsidi BBM juga harus disertai program kompensasi. Meskipun demikian, program kompensasi yang tidak efektif justru akan meningkatkan kemiskinan.

Sebaliknya, jika program kompensasi dapat dilaksanakan dengan efektif, dapat menekan kemiskinan. Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja UMKM, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
SimpulanSubsidi tidak dapat diberlakukan terus-menerus. Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan tepat sasaran dengan jangka waktu terbatas. Subsidi harus dikurangi secara bertahap, sampai akhirnya dihapus. Pemerintah baru didorong berani mengurangi subsidi BBM disertai penjelasan kepada masyarakat.
Sumber: http://www.koran-jakarta.com/?13837-pengurangan+subsidi+bbm

Unsur Kebahasaan Teks Diskusi
Fungsi sosial teks diskusi adalah digunakan untuk menyampaikan pendapat mengenai suatu permasalahan. Pendapat yang disampaikan tersebut disertai argumen baik yang mendukung  maupun yang menentang isu tersebut serta diakhiri dengan  simpulan atau rekomendasi penulis.

1. Penggunaan Konjungsi Perlawanan
Konjungsi perlawanan menggunakan kata hubung : tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya.
  1. Penurunan dan/atau penghapusan subsidi BBM tentu berdampak negatif terhadap perekonomian dalam jangka pendek, terutama inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan, dan pengangguran, tetapi kecil.
  2. Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja UMKM, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
  3. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss).
  4. Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari.
  5. Sebaliknya, jika program kompensasi dapat dilaksanakan dengan efektif, dapat menekan kemiskinan.

2. Penggunaan Kohesi Leksikal dan Kohesi Gramatikal
Penggunaan Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah kepaduan yang dicapai melalui pemilihan kata. Kohesi leksikal itu dapat berbentuk, antara lain, dengan pengulangan, sinonim, antonim, dan hiponim.
  • Kohesi pengulangan adalah kohesi leksikal yang berupa pengulangan konstituen yang telah disebut.
  • Kohesi hiponimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat hierarkis antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.
  • Kohesi sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.
  • Kohesi antonim adalah kohesi leksikal yang memiliki relasi makna leksikal yang bersifat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.
Contoh penggunaan kohesi leksikal dalam teks di atas adalah sebagai berikut.
  1. Di sisi lain, produksi (lifting) minyak tidak mencapai target. Contoh, sejak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target. (pengulangan)
  2. Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat masyarakat miskin. Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin akan bertambah.(pengulangan)
  3. Subsidi BBM tidak tepat sasaran. Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada rakyat berpendapatan rendah.(pengulangan)
  4. Indonesia adalah negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak. (antonimi)
  5. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor. (antonimi)
  6. Mengenai kebijakan penurunan subsidi BBM yang berdampak pada kenaikan harga BBM, tentu menimbulkan pro dan kontra di berbagai kalangan. (antonimi)
  7. Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada rakyat berpendapatan rendah. (antonimi)
  8. Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang menjadi mahal). (antonimi)

Penggunaan Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah kepaduan yang dicapai dengan menggunakan elemen dan aturan gramatikal. Kohesi gramatikal, antara lain, dapat terbentuk melalui rujukan, substitusi, dan elipsis. 
  • Referensi (rujukan) merupakan pengacuan satuan lingual tertentu terhadap satuan lainnya.
  • Substitusi diartikan sebagai penggantian satuan lingual dengan satuan lingual lain dalam wacana untuk  memperoleh unsur pembeda.
  • Elipsis adalah pelesapan satuan lingual tertentu yang sudah disebutkan sebelumnya. 

Hal itu dapat disimak pada contoh berikut.
  1. Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P 2013 sejumlah 287,14 triliun.(rujukan).
  2. Kelompok yang setuju penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi subsidi akan menimbulkan inefisiensi dalam perekonomian. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss). (rujukan)

3. Penggunaan Modalitas
Modalitas adalah kata yang mempunyai makna kemungkinan, kenyataan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia modalitas dinyatakan dengan kata-kata seperti harus, akan, ingin, mungkin. Hal itu dapat dilihat pada contoh berikut.
  1. Dengan demikian, pada tahun lalu Indonesia harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu barel per hari.
  2. Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. 
  3. Pemerintah baru harus sudah mempunyai solusi terhadap subsidi BBM, seperti keberanian menurunkan subsidi BBM secara bertahap sampai akhirnya menghapus.
  4. Pengurangan subsidi BBM juga harus disertai program kompensasi.
  5. Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan tepat sasaran dengan jangka waktu terbatas. 
  6. Subsidi harus dikurangi secara bertahap, sampai akhirnya dihapus. 
  7. Kelompok yang setuju penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi subsidi akan menimbulkan inefisiensi dalam perekonomian.
  8. Kondisi tersebut juga akan mendorong penyelundupan ke pasar internasional.
  9. Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin kategori miskin akan bertambah.
  10. Kenaikan harga BBM dan inflasi akan menyebabkan permintaan domestik menurun sehingga melemahkan produksi. 
  11. Penurunan produksi di berbagai sektor ekonomi akan meningkatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meningkatkan pengangguran. 
  12. Meskipun demikian, program kompensasi yang tidak efektif justru akan meningkatkan kemiskinan.

Teks Eksposisi Subsidi BBM Perlu Dikurangi
StrukturKalimat
Pernyataan pendapat (tesis)Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P 2013 sejumlah 287,14 triliun. Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.

Sementara itu, realisasi tahun lalu mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun. Peningkatan subsidi BBM tersebut karena lonjakan konsumsi minyak Indonesia. Di sisi lain, produksi (lifting) minyak tidak mencapai target. Contoh, sejak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target. Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari.

Bagaimana dengan konsumsi minyak? Pada tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02 juta barel per hari. Kemudian, pada tahun 2013 melonjak menjadi 1,50 juta barel per hari. Dengan demikian, pada tahun lalu Indonesia harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu barel per hari. Indonesia adalah negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak.
ArgumentasiSejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil). Dengan kata lain, jumlah impor untuk memenuhi konsumsi domestik melebihi jumlah ekspor minyak. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor.

Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. Kondisi ini tentu membebani APBN. Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap.

Kelompok yang setuju penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi subsidi akan menimbulkan inefisiensi dalam perekonomian. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss). Subsidi BBM tidak tepat sasaran. Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada rakyat berpendapatan rendah.

Dengan subsidi, harga di pasar domestik menjadi lebih murah. Akibatnya, cenderung terjadi konsumsi berlebihan (over consumption) atau pemborosan energi. Kondisi tersebut juga akan mendorong penyelundupan ke pasar internasional. Hasil pengurangan anggaran subsidi BBM dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, asuransi, jaminan kesehatan, beasiswa pendidikan, program padat karya dan kegiatan lainnya untuk masyarakat miskin. Jika harga naik, konsumsi menjadi semakin rasional (tidak berlebihan). Selanjutnya, kondisi kualitas lingkungan menjadi semakin baik karena polusi berkurang.

Sebaliknya, jika dapat dilaksanakan dengan efektif, program kompensasi dapat menekan kemiskinan. Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja UMKM, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
Penegasan ulang pendapatSubsidi tidak dapat diberlakukan terus-menerus. Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan tepat sasaran dengan jangka waktu terbatas. Subsidi harus dikurangi secara bertahap, sampai akhirnya dihapus. Pemerintah baru didorong berani mengurangi subsidi BBM disertai penjelasan gamblang kepada masyarakat.

Ciri Kebahasaan Teks Eksposisi
Fungsi sosial teks eksposisi adalah digunakan untuk digunakan untuk mengusulkan pendapat pribadi mengenai sesuatu atau sebagai wadah untuk mengemukakan pendapat.

1. Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona. 
  1. Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu Persona Tunggal. Contohnya seperti ia, dia, anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya seperti kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para.
  2. Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu Pronomina Penunjuk contohnya seperti ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya contohnya seperti apa, mana, siapa.
 Membedakan teks adalah kegiatan membandingkan dua teks atau lebih untuk mencari perbedaan Membedakan Teks Tantangan Diskusi Eksposisi
Beberapa contoh penggunaan pronomina pada teks di atas adalah sebagai berikut.
  1. Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.
  2. Kondisi ini tentu membebani APBN. Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap.
  3. Pada tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02 juta barel per hari.

2.  Kata Leksikal (Nomina, Verba, Adjektiva, Adverbia)
Leksikal adalah berkaitan dengan kata; berkaitan dengan leksem; berkaitan dengan kosa kata. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Makna Leksikal adalah makna yang berkaitan dengan kata, leksem, ataupun kosakata.

Nomina (kata benda)
Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll. Beberapa contoh nomina dalam teks tersebut antara lain sebagai berikut.
  1. Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. (nomina dasar)
  2. Indonesia adalah negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak. (nomina dasar).
  3. Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.(nomina turunan)
  4. Akibatnya, cenderung terjadi konsumsi berlebihan (over consumption) atau pemborosan energi.(nomina turunan)

Verba (kata kerja)
Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya  berfungsi sebagai predikat. Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua yaitu :
  1. Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, dll.
  2. Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar karena proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang, memukul-mukul, makan-makan, cuci muka, mempertanggungjawabkan, dll.
Beberapa contoh penggunaan verba pada teks di atas adalah sebagai berikut.
  1. Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.(verba turunan).
  2. Kondisi ini tentu membebani APBN. (verba turunan)
  3. Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap.(verba turunan)

Adjektiva (kata sifat)
Merupakan kata yang yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, dan binatang. Contohnya cantik, gagah, indah, menawan, berlebihan, lunak, lebar, luas, negatif, positif, jernih, dingin, jelek, dan lain-lain. Beberapa contoh kata sifat pada teks di atas adalah sebagai berikut.
  1. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor.
  2. Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada rakyat berpendapatan rendah.
  3. Dengan subsidi, harga di pasar domestik menjadi lebih murah
  4. Akibatnya, cenderung terjadi konsumsi berlebihan (over consumption) atau pemborosan energi.
  5. Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan tepat sasaran dengan jangka waktu terbatas.

Adverbia (kata keterangan)
Merupakan kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai, berdiskusi, dan lain-lain. Beberapa contoh kata keterangan pada teks di atas adalah sebagai berikut.
  1. Contoh, sejak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target.
  2. Kondisi tersebut juga akan mendorong penyelundupan ke pasar internasional.
  3. Sementara itu, realisasi tahun lalu mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun.

Konjungsi
Konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Konjungsi temporal seperti mula-mula, kemudian, lalu, setelah itu, akhirnya dapat digunakan bersamaan untuk menata argumentasi dengan cara mengurutkan dari yang penting menuju ke yang kurang penting atau sebaliknya. Konjungsi sebab-akibat dapat digunakan untuk menyuguhkan informasi asal-muasal suatu peristiwa atau kejadian dan efek yang ditimbulkan dari kejadian tersebut. Konjungsi penegasan seperti pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan digunakan untuk mengurutkan informasi dari yang kuat menuju yang lemah atau sebaliknya. Berikut ini adalah jenis konjungsi yang dapat ditemukan pada teks eksposisi :
  1. Konjungsi waktu : sesudah, setelah, sebelum, lalu, kemudian, setelah itu 
  2. Konjungsi gabungan : dan, serta, dengan
  3. Konjungsi pembatasan : kecuali, selain, asal
  4. Konjungsi tujuan : agar, supaya, untuk
  5. Konjungsi persyaratan : kalau, jika, jikalau, bila, asalkan, bilamana, apabila
  6. Konjungsi perincian : yaitu, adalah, ialah, antara lain, yakni
  7. Konjungsi sebab akibat : karena, sehingga, sebab, akibat, akibatnya
  8. Konjungsi pertentangan : tetapi, akan tetapi, namun, melainkan, sedangkan
  9. Konjungsi pilihan : atau
  10. Konjungsi penegasan/penguatan : bahkan, apalagi, hanya, lagi pula, itu pun
  11. Konjungsi penjelasan : bahwa
  12. Konjungsi perbandingan : bagai, seperti, ibarat, serupa
  13. Konjungsi penyimpulan :oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan demikian
Beberapa contoh penggunaan konjungsi pada teks di atas adalah sebagai berikut.
  1. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss).
  2. Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja UMKM, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
  3. Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.