Kamis, 16 April 2020

Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut

Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan dari air ke daratan. Semua lumut merupakan tumbuhan autotrof fotosintetik, tak berpembuluh, tetapi sudah memiliki batang & daun yang jelas bisa diamati meskipun akarnya masih berupa rhizoid. Maka lumut dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan thallus ke tumbuhan berkormus, karena memiliki ciri thallus berupa rhizoid & kormus yang telah menampakkan adanya bagian batang & daun. Lumut bisa dengan mudah dijumpai di tempat yang lembab atau basah, seperti menempel pada pohon & di permukaan batu bata.
 Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan dari air ke daratan Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut
Source: pihak ketiga.
Secara umum, ciri-ciri tumbuhan lumut;
  • Tidak ditemukan adanya jaringan pembuluh pada alat tubuhnya. Pengangkutan air & garam mineral berlangsung dari sel ke sel secara lambat.
  • Memiliki bentuk menyerupai akar (disebut rhizoid), batang & daun, tetapi bukan akar, batang & daun sejati.
  • Tumbuhnya berukuran 0,5 cm- 15 cm.
  • Habitatnya di tempat lembab atau basah.
  • Daur hidupnya mengalami pergiliran keturunan antara fase kawin (gametofit) & tidak kawin (sporofit) disebut metagenesis.
Tumbuhan lumut melakukan dua cara perkembangbiakan, yakni secara aseksual (vegetatif) & seksual (generatif). Perkembangbiakan seksual terjadi dengan membentuk spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora di dalam sporangium (kotak spora). Spora kemudian tumbuh menjadi gametofit. Tumbuhan lumut khususnya lumut hati melakukan perkembangbiakan secara aseksual (vegetatif) yang dilakukan dengan pembentukan gemmae cup (piala tunas) & fragmentasi.

Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuhnya, sedangkan perkembangbiakan secara seksual melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang kemudian menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi sporofit, sporofit memiliki umur pendek yakni sekitar 3 sampai dengan 6 bulan.

Dalam siklus hidup tumbuhan lumut, tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis antara generasi gametofit yang berkromosom haploid (n) dengan generasi sporofit yang memiliki kromosom diploid (2n). Bentuk lumut gametofit sering dapat dijumpai karena gametofit lebih dominan & mempunyai waktu hidup yang lama dibandingkan dengan bentuk sporofit.

Berdasarkan bentuk gametofit & sporofitnya, dibagi menjadi tiga kelas, yakni kelas Bryopsida atau lumut daun, kelas Hepaticopsida atau lumut hati, & kelas Anthocerotopsida atau lumut tanduk.

Demikian artikel mengenai perkembangbiakan lumut, semoga bermanfaat bagi kita semua.